Kepompong
Kupu-Kupu
Tedi
dan Adik-adiknya di pekarangan aki yang luas, banyak pohon-pohon terdapat di
dalamnya pohon jambu biji, jambu bol,rambutan,duku,kelapa,pisang,dan
lain-lainya dan ada juga kolam yang luas.Kang “Tedi seru subroto” ada ulat
lihat tuh! Ia makan daun. Tedi dan Satrio lari ke tempat Subroto. “Wh bikan
main dia lahapnya makan daun”. Kata Satrio. “ kalau banyak ulat tentulah pohon
ini akan habs di makanya”. “Ya betul” sambung Tedi lihat ini, ada yang telah menjadi kepompong sebentar lagi tentulah ia menjadi kupu-kupu”.
“Itu ada kupu-kupu terbang Kang” teriak Subroto” bagus sekali. Lihat ia
hinggap di bunga! Ya dia makan madu” Tedi menerangkan. O,o lihat! Lihat dia
sambar burung! “ Kasian yaa Kang satrio berkata dengan iba. “Kang, lihat ini,
ada ulat mati yang digotong banyak semut! Kuat betul semut itu. “Begitulah! Semut
itu kecil”. Tetapi dengan bekerja sama mereka dapat menggotong ulat yang jauh
lebih besar dari tubuh mereka, “sahut Tedi” tentulah ulat itu dibawa dibawa
kerumah mereka untuk menjadi mankan bersama”. Apa ulat itu enak, Kang? Tanya Subroto”.
“Untuk kita tentu tidak enak, Broto” jawab Satrio. “Tetapi Untuk semut barang
kali selezat ayam panggang, yaa Kang! “mungkinkah Satrio, Satrio! Broto lihat
ini, ada rumah undur-undur! O yaa ini ada stu lagi Kang! Sahut Subroto. Di dalamnya
malah ada semutnya dia mau naik, tetapi tidak dapat. Jatuh jatuh lagi ke dalam.
O,o dia ditangkap oleh undur-undurnya! Tedi dan satrio ikut melihat
perlahan-lahan semuat itu ditarik kedalam pasir oleh undur-undur tentulah semut
itu dimakan oleh undur-undur, kata Satrio.
Setelah puas melihat undur-undur Anak-anak berlariandari pohon yang satu ke phon yang lain. Sekonyong-konyong mereka menutup hidung dan saling berpandang-pandangan. “Aduh bau! kata Tedi” kamu ya satrio, yang......! “bukan! Broto barang kali,” Tukas satrio sambil menuding broto.” Apa? Boto tidak Bantah broto dengan kesal. Mendengar adik-adiknya bertengkar, budi keluar dari rumah dan menghampiri mereka. Ia pun mencium bau busuk. Ia melihat kekanan kekiri. Terlihat ada bangkai burung dibawah pohon. Itu, ada burung mati! Makanya jangan lekas menuduh,”kata budi’’ . mang udin! Tolong ambilkan cangkul untuk mengubur bangkai burung. Bangkai burung itu di kuburkan oleh budi. Kang budi, broto mulai bercerita. Di bawah pohon jambu itu ada ulat. Ia makan daun ada juga kepompongnya. Lalu ada kupu-kupu hinggap di bunga. Ia dimakan burung, ada ulat mati digotong banyak semut dan disana,di pinggir rumah,ada undur-undur yang makan semut, wah kau pandai benar,broto! Kata budi. Untuk menjadi seorang ahli ilmu pengetahuan yang ulung,memanglah pertama-tama kita harus pandai mengamati alam lingkungan kita. Apa yang kalian lihat itu sebenarnya adalah rantai makanan.
Setelah puas melihat undur-undur Anak-anak berlariandari pohon yang satu ke phon yang lain. Sekonyong-konyong mereka menutup hidung dan saling berpandang-pandangan. “Aduh bau! kata Tedi” kamu ya satrio, yang......! “bukan! Broto barang kali,” Tukas satrio sambil menuding broto.” Apa? Boto tidak Bantah broto dengan kesal. Mendengar adik-adiknya bertengkar, budi keluar dari rumah dan menghampiri mereka. Ia pun mencium bau busuk. Ia melihat kekanan kekiri. Terlihat ada bangkai burung dibawah pohon. Itu, ada burung mati! Makanya jangan lekas menuduh,”kata budi’’ . mang udin! Tolong ambilkan cangkul untuk mengubur bangkai burung. Bangkai burung itu di kuburkan oleh budi. Kang budi, broto mulai bercerita. Di bawah pohon jambu itu ada ulat. Ia makan daun ada juga kepompongnya. Lalu ada kupu-kupu hinggap di bunga. Ia dimakan burung, ada ulat mati digotong banyak semut dan disana,di pinggir rumah,ada undur-undur yang makan semut, wah kau pandai benar,broto! Kata budi. Untuk menjadi seorang ahli ilmu pengetahuan yang ulung,memanglah pertama-tama kita harus pandai mengamati alam lingkungan kita. Apa yang kalian lihat itu sebenarnya adalah rantai makanan.
Oleh: Witdarmiyanto
0 comments:
Posting Komentar