Ads 468x60px

Jumat, 04 Januari 2013

Wajah Mirip, Salah Cium


Wajah Mirip, Salah Cium

Saat duduk di bangku SMA kelas 1 di Jogja, jarak antara ruamah dan sekolahku sangat jauh. Bayangkan saja, Aku harus naik angot tiga kali untuk pulang ke rumah. Suatu hari, Aku pulang agak sore dari sekolah. Tubuhku sangat lelah, keringatku bercucuran dari kening karena suasana yang panas. Setelah menempuh perjalanan panjang, Aku turun dari angkot terakir dan membayar ongkosnya.
Langit mulai gelap. Aku melangkah menyusuri gang kecil yang sepi sendirian. Dalam perjalananku, Aku melewati sebuah rumah dekat pos satpam yang memasang janur kuning di depanya. Dari luar kelihatan kursi- kursi yang berjejeran rapi dan orang-orang yang memakai kebaya dan berkemeja batik sedang makan bersama. Namu, Aku terkejut saat mataku terpaku pada seorang  pria kurus berbaju batik dan membawa payung terlipat, berdiri sendirian di depan sebuah mobil yang parkir. Rasanya Aku pernah mengenalnya. Dia persis seperti Om ku, sebut saja Om Rano. Aku mendekatinya perlahan tapi pasti.  Aduh, benar gak ya itu Om Rano? Bisikanku dalam hati. “Loh Om kok disini? Ngapain? Gak ke rumahku Om?,” sapaku dengan penuh keyakinan. Dia menoleh ke arahku dengan wajah terkejut. “Lha! Iya saya memang disini. Saya kan sudah sering kerumahmu dek,” jawabnya.
“Masak sih? Mungkin aku lagi sekolah Om,” kata ku smbil mengulurkan tanganku untuk mencium tanganya. Ia mengulurkan tangannya dan Aku menciumnya. Wajahnya agak kaget, lalu Aku bertanya kembali. “Mau ngapain Om? Kok pakai baju batik? Tanyaku polos. “Loh..adek ini gimana sih? Saya kan lagi jaga acara di rumah ini,” tuturnya. Hah? Jaga? Setahuku Om Rano gak ada kenalan disini. Tunggu Om! Om itu Om Rano kan?.” Hahaha, buakan saya Pak Andi satpam dikomplek ini,” jawabnya sambil tertawa. “Iya ya? Ya ampun! Mirip Om saya sih, maaf ya Pak. Saya lupa wajah Bapak,” kataku sambil tertawa garing. Dia menertawaiku, lalu masuk ke dalam rumah. Ternyata dia satpam yang sering meminta air minum kerumahku. Karena kesala dan malu aku tidak mau bertemu dengan dia lagi selama beberapa minggua.

 Oleh: Witdarmiyanto 
Print Friendly and PDF

0 comments:

Posting Komentar