Saat
duduk di bangku SMA kelas 1 di Jogja, jarak antara ruamah dan sekolahku sangat
jauh. Bayangkan saja, Aku harus naik angot tiga kali untuk pulang ke rumah.
Suatu hari, Aku pulang agak sore dari sekolah. Tubuhku sangat lelah, keringatku
bercucuran dari kening karena suasana yang panas. Setelah menempuh perjalanan
panjang, Aku turun dari angkot terakir dan membayar ongkosnya.
Langit
mulai gelap. Aku melangkah menyusuri gang kecil yang sepi sendirian. Dalam perjalananku,
Aku melewati sebuah rumah dekat pos satpam yang memasang janur kuning di
depanya. Dari luar kelihatan kursi- kursi yang berjejeran rapi dan orang-orang
yang memakai kebaya dan berkemeja batik sedang makan bersama. Namu, Aku terkejut
saat mataku terpaku pada seorang pria
kurus berbaju batik dan membawa payung terlipat, berdiri sendirian di depan
sebuah mobil yang parkir. Rasanya Aku pernah mengenalnya. Dia persis seperti Om
ku, sebut saja Om Rano. Aku mendekatinya perlahan tapi pasti. Aduh, benar gak ya itu Om Rano? Bisikanku dalam
hati. “Loh Om kok disini? Ngapain? Gak ke rumahku Om?,” sapaku dengan penuh
keyakinan. Dia menoleh ke arahku dengan wajah terkejut. “Lha! Iya saya memang
disini. Saya kan sudah sering kerumahmu dek,” jawabnya.
“Masak
sih? Mungkin aku lagi sekolah Om,” kata ku smbil mengulurkan tanganku untuk
mencium tanganya. Ia mengulurkan tangannya dan Aku menciumnya. Wajahnya agak
kaget, lalu Aku bertanya kembali. “Mau ngapain Om? Kok pakai baju batik? Tanyaku
polos. “Loh..adek ini gimana sih? Saya kan lagi jaga acara di rumah ini,” tuturnya.
Hah? Jaga? Setahuku Om Rano gak ada kenalan disini. Tunggu Om! Om itu Om Rano
kan?.” Hahaha, buakan saya Pak Andi satpam dikomplek ini,” jawabnya sambil
tertawa. “Iya ya? Ya ampun! Mirip Om saya sih, maaf ya Pak. Saya lupa wajah
Bapak,” kataku sambil tertawa garing. Dia menertawaiku, lalu masuk ke dalam
rumah. Ternyata dia satpam yang sering meminta air minum kerumahku. Karena kesala
dan malu aku tidak mau bertemu dengan dia lagi selama beberapa minggua.
Oleh:
Witdarmiyanto
0 comments:
Posting Komentar