Ads 468x60px

Jumat, 04 Januari 2013

Motivasi. Percepatan Merahi Rezeki

KOIN KEBERUNTUNGAN & KOMODITAS TERMAHAL


Pilih Mana Kepastian Atau Ketidakpastian

Siang itu, untuk kesekian kalinya saya berada di Lombok, pulau terindah dinusantara. Setelah mengunjungi Masjid Bayan yang berusia hampir 500tahu, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi air terjun pertama dan air terjun kedua dikaki Gunung Rinjani, salah satu gunung tertinggi di nusantara. Cukup melelahkan memang. Karena harus jalan kaki hampir 5 km pergi-pulang menembus hutan namun itu sangatlah layak mengingat betapa mengagumkan kedua air terjun tersebut.


Berbicara Resiko Dan Rrezeki Tahukah Anda

Kata riski (resiko) itu berasal dari kata rizki (rezeki). Ini bermaksud, semakin, beresiko, ya semaki berberezeki. Kalau tidak ada resiko ya tidak ada rizekinya. Pekerja seorang office boy, mohon maaf, adakah resikonya? Ada tapi kecil. Begitu juga rezekinya. Kecil. Pekerja seorang general manager, adakah resikonya? Ada, dan besar. Begitu pula rezekinya. Besar. Pekerjaan seorang business owner, adakah resikonya? Ada, dan sangat besar. Begitu pula rezekinya. Sangat besar. Omong-omong, Anda kenal orang yang namanya Rizki? Nah, tolong anda ingatkan dia, karena hidupnya penuh resiko! Hehehe! Mudah-mudahan juga peuh rezeki.

Lebih lanjut, sebenarnya resiko adalah soal ketidakpastian. Dan ketidakpastian itu sendiri adalah rahmat. Kok bisa? Karena sesuatu itu tidak pasti –apakah itu rezeki, jodoh, dan maut, maka manusia akan optimal iktiar dan ibadahnya. Bayangkan, rezekia anda Anda sudah ketahuan. Sudah pasti jumlahnya. Apakah Anda masih mau berusaha? Apakah Anda masih mau sholat dhuha? Bayangkan, jodoh anda sudah ketahuan. Sudah pasti orangnya. Apakah anda masih mau berusaha? Apakah Anda masih mau sholat Hajad? Bayangkan, maut anda sudah ketahuan. Sudah pasti tanggalnya. Apakah Anda masih mau berobat? Apakah anda masih mau sholat tahjud. Nah, makanya, ketidakpastian itu adalah rahmat. Dengan begitu, Anda pun optimal berikhtiar dan beribadah. Right ?

Contoh kecil saja. Ketika Anda naik pesawat dan cuaca baik-baik saja, biasanya Anda akan tidur-tiduran, baca-baca, atau ngobro-ngobrol. Tapi, begitu cuaca memburuk dan semuanya berguncang, maka Anda komat-kamit membaca do’a, dzikir, dan sholawat. Bahkan orang atheis pun ikut-ikutan berdo’a. Demikianlah, ketidakpastian adalah rahmat, yang membuat anda optimal ikhtiar dan ibadahnya.

Celakanya, apa yang terjadi malah sebaliknya. Orang kikir malah menyukai kepastian. Ini akan aneh. Tidak cocok dengan cara kerja rezeki. Hanya orang kananlah-yang jumlahnya hanya sekian persen-terbiasa dengan ketidakpastian. Cocok dengan cara kerja rezeki. Pas dan pantas jika rezeki lebih berpihak pada orang lain.

Tahukah Anda, rezeki yang tidak disangka-sangka (tidak pasti), itlah rezeki otak kanan. Tahukah Anda, rezeki yang sudah disangka-sangka (pasti) , itulah otak kiri. Walhasil, kanan itu identik dengan kaya. Kiri itu identik dengan Kere. Hehehe! (untuk lebih memahami otak kanan, cobalah kitap 13 Wasiat Terlarang: Dahsyat Dengan Otak Kanan!)

Suatu hari, seorang Amerika bernama aron bertemu dengan penduduka setempat bernama Dewa. Mereka pun ngobrol-ngobrol
Aron, “Gaji saya $20.000 sebulan.”
Dewa, “Kalau saya, cuman Rp 2 jta sebulan.”
Aron, “Cuman segitu? Terus, gimana Anda ngaturnya?”
Dewa, “ Anda sendiri, gimana?”
Aron, “Ya mudah saja. Gaji $20.000. Maka $10.000 untuk keperluan sehari-hari. $2.500 untuk tabungan. $2.500 untuk asuransi.”
Dwea, “Lah yang $5.000, ke mana?”
Aron, “Ah, itu urusan saya. Siapapun tidak boleh tahu. Hm, Anda sendiri, gimana?”
Dewa, “Ya, mudah saja. Gaji 2 juta. Maka Rp 1juta untuk keperluan sehari-hari. Rp 500 ribu untuk rokok.”
Aron, “ Lah, yang Rp 500 ribu, dari mana
Dewa, “Ah, itu urusan saya. Siapapun tidak boleh  tahu.”
Hehehe! Mungkin Anda menganggap Dewa itu ngawur dan nglantur. Namun, tidak sedikit orang Indonesia yang menyikapi rezekinya seperti itu. Bukan satu bulan dan dua bulan, tapi setiap bulannya!


Pilih Mana, Ikhtiar atau Ibadah

Selama ini ikhtiar dan ibadah sering diletakkan secara terpisah. Seolah-olah berlawanan. Padahal sesungguhnya tidak begitu. Justru ikhtiar dan ibadah adalah dua sisi yang melapisi koin Keberuntungan. Karena didalam ikhtian terdapat ibadah. Demikian pula sebaliknya, didialam ibadah juga terdapat ikhtiar. Dengan begitu dapatlah disimpulkan bahwa ikhtiar itu adalah ibadah dan ibadah itu adalah ikhtiar.

Anda kurang paham? Misalnya begini. Anda bekerja dari pagi sampai sore. Bahkan sampai lembur. Jelas ikhtiar. Namun, apakah itu juga ibadah? Ya iya, asalkan Anda meniatkan dan memakani kerja untuk

·         Menafkahi keluarga
·         Membahagiakan orang tua
·         Memberi manfaat kepada sesama
·         Menjalankan peran kholifah
·         Dan seumpamanya

Misal yag lain, Anda belajar. Nah, itu ikhtiar, itu juga ibadah ( karena Anda tengah membaca tulisan ini, boleh dibilang Anda  belajar.  Karena kami yang menulis buku ini, boleh dibilang kami mengajar. Mana yang lebih mulia, yang belajar ata mengajar? Wlaupun kedua-duanya mulia, namun belajar itu lebih mulia. Jadi, detik ini, di hadapan Allah, Anda lebih mulia dari pada kami. Bukankah belajar belajar itu diwajibkan, sementara mengajar cuman dianjurkan? Kebetulan belajar dan mengajar menjadi suatu biasa dalam Pelangi Ikhtiar.

Ketika Anda memiliki suatu impia, lazimnya Anda akan memohon dan berdo’a kepada-Nya. Lantas Anda pun ‘membeli’ impian Anda dengan amal-amal kebaikan. Seumpamanya, sedekah, sholat dhuha dan sholat tahjjud. Pertanyaanya, apakah sedekah, sholat dhuha dan sholat tahjjud itu ibadah? Jelas, itu ibadah . Namun aapakah itu juga ikhtiar? Ya iya, itu ikhtiar. Tepatnya, ikhtiar dalam menjemput impian dan dan ikhtiar dalam mendekatkan diri kepad-Nya. Right?

Dua sisi Koin Keberuntungan ini- ikhtiar dan ibadah- seandainya keduanya berputar sempurna, maka dalam sehari semalam Anda akan melakukan ikhtiar selama 24 jam jam ibadah juga selama 24 jam. Mantap kan? Nah, katakanlah keduanya mau dipisahkan satu sama lain, maka rumus dan kaitanya dengan impian adalah sebagai berikut:

Rumpus Impian 
I1 + i2 + i3 + i4 + i5 = i6
Impian + Ikhtiar + ibadah + Iman + Ikhlas + Ijabah

Sehubungan dengan ibadah, teman kami pena bergurau, “Kita sering salah kaprah. Mengapa, kalau hitam keningnya, pastilah banyak ibadahnya. Lha, kalau cuman begitu, orang-orang Afrika yang paling banyak ibadahnya. Soalnya, mereka bukan Cuma hitam keningnya, tapi juga hitam seluruh badanya!” Hehe he!


Kerja Sekian Menit, Langsung Dibayar! 

“Kami sudah tahu kekuatan ibadah seperti sedekah, sholat dhuha, dan sholat tahajud. Katanya sih bisa memudahkan rezeki, melapangkan waktu, dan memeliahara kesehatan. Tapi dimana logikanya?” Sebagian dari pembaca mungkin ada yang nyeletuk  begitu. Jangan-jangan Anda juga. Baiklah, kami jelaskan. Sal sedekah telah dbahas pada bab yang lain. Sementara soal sholat dhuha dan sholat tahajjud akan dibahas pad bab ini.

Katakanla, Anda seorang kontraktor. Sekali waktu, seorang bos propertis memanggil anda. Terus, sibos meminta Anda mengerjakan sesuatu, dari pukul 8 sampai pukul 11 pagi. Yah, lumayan menghabiskan waktu produktif Anda. Dapat dipastikan, setela itu sibosakan mengganti waktu produktif Anda dengan sejumlah uang. Lah, si bos saja begitu, apa lagi Allah?

Perumpamaan inilah yang kami maksud dengan sholat dhuha. Ketika Anda melakuka sholat dhuha selama sekian menit, berarti Anda telah ‘mengabiskan’ sebagian waktu produktif anda untuk-Nya. Maka, dapat dipastikan Dia akan mengganti watu produktif Anda. Yang namanya ganti dari-nya, tentulah tidak tanggung-tanggung. Layaknya sebuh keberuntungan!

Inilah janji Allah “Wahai anak Adam, Rukuklah karena Aku diawal siang sholat dhuha, niscaya Aku akan mencukupi engkau disiang hari”. Bukankah dhuha adalah waktu? Bukankah waktu adalah uang? Jadilah sholat dhuha it sholat rezeki, dan doa setelah shalat dhuha juga doa rezeki. Yang mana rezeki dari langit dan bumi dihimpun, didekatkan, dan disucikan ke hadapan Anda, melalui keagungan, kekuatan, dan pemeliharaan Allah.

Tambahan lagi, saat Anda menyedekahkan uang Anda, maka Allah akan memudahkan uang Anda semudah-mudahnya. Khusus sholat Dhuha, karena Anda telah menyedekahkan waktu produktif Anda, maka Allah akan melapangkan waktu produktif  Anda selapang-lapangnya. Itu artinya, merutinkan sholat dhuha dapat meningkatkan prduktivitas, baik bagi pribadi maupun bagi perusahaan. Bisa meningkat 2 sampai 3 kali lipat. Oleh karenanya, saran kami, sesibuk apaun tetaplah sholat dhuha.

Justru dengan begitu, Anda tidak akan terlalu sibuk jadinya. Waktu Anda akan cuku. Urusan Anda akan beres. Dan anda tidak perlu pontang panting. Yakinlah! Alhamdulillah, berkat sholat dhuha saya pribadi dikaruniai waktu untuk tidur siang setiap harinya, berseminar setiap minggunya, dan pergi ke luar negeri selang beberapa bulan. Tidak lupa pula, saya memiliki waktu untuk belajar beribadah setiap harinya.

Bahkan setelah guru-guru di TK Khalifah Batam merutinkan sholat dhuha, dalam hitungan bulan, TK Khalifah berkembang menjadi belasan cabang, tersebar diberbagai kota! Lebih dari itu, setelah saya pribadi meningkatkan sholat dhuha dari 2 rokaat ke 6 rokaat, hanya dengan 3 bulan saya dikaruniai rezeki terbesar seumur hidup saya! Adapun rumusnya sebagai berikut
Rumus Duit (6D)
D1 + D2 + D3 + D4 = D5 + D6
Dagang + Doa + Dhuha + Derma = Duit + Dahsyat

Demi mengais-ngais uang, sebagian dari kita rela pontang-pantingbekerja dari pukul 8 pagi sampai 5 sore setiap harinya. Keringatpun sapai diperas-peras. Tulang pun sapai dibanting-banting. Pulang kerumah dengan muka keruh, kerut, dan kusut. Yah, tidak salah. Itu kan bagian dari ikhtiar. Cuma apa nggak capek kerja pntang-panting begitu saban hari?

Nah, sekarang kamu tantang Anda. Maukah Anda melakukan sesuatu selama beberapa menit, namun sesuatu itu dapat menghemat watu Anda seharian? Mestinya kepalanya mengangguk kuat-kuat. Ketahuilah, sesuatu itu adalah sholat dhuha itu sebagai ‘kerja’ layaknya Anda mengetik, meneghitung, melakukan pembukaan, mengikuti rapat, dan lain-lain.

Maka, lakukan ‘kerja’ yang satu ini selama beberapa menit. Percayalah ‘kerja’ ini dapat menghemat waktu Anda seharian. Bukan Cuma itu. Terlebih-lebih lagi, ‘kerja’ ini juga dapat memudahkan urusan Anda, memudahkan rezeki Anda, dan memelihara kesehatan Anda. Dengan kata lain, merutinkan sholat dhuha dapat meningkatkan produktifitas, baik bagi pribadi maupun bagi perusahaan. Ini bukan janji dari kami. Tapiini adalah janji dari-Nya.


Kerja Sekian Menit, Dibayar Lebih Besar! 

Katakanlah, si bos properti tadi kami memanggil Anda- sebagai kontraktor. Kali ini sedikit  berbeda dia meminta Anda mengerjakan sesuatu, dari pukul 3 sampai pukul 4 pagi. Katanya, betul-betul urgent  dan sama sekali tidak bisa ditunda. Yah, ini lumayan menghabiskan waktu istirahat Anda. Sekali lagi dapat dipastikan, setelah itu sibos akan mengganti waktu istirahat Anda dengan sejumlah uang. Bahkan kali ini uangnya jauh lebih besar. Layaknya sebuah keberuntugan! Kok bisa? Karena ini hitunganya lembur, malah lebih lembur, la sibos saja mengganti seperti itu, apalagi Allah?

Perumpamaan inilah yang kami maksud dengan sholat tahajjud konon:
·         Inilah sholat yang diulunya pernah diwajibkan.
·         Inilah sholat yang paling utama, setelah shola wajib.
·         Inilah sholat yang paling sering disebutkan dalam kitab suci.

Kami percaya, begitu Anda merutinkan sholat itu 40 hari saja Anda akan menikmati lagsung jamuan indah dari-Nya. Yakinlah! Mungkin itu berupa mudahnya rezeki, mudahnya urusan, lapangnya waktu, terpeliharanya kesehatan, dan lain sebagainya. Yah, sesuai namanya, menurut kami Tahajjud itu Tahu-Tahu Hajad Terwujud! Bahkan, Tahu-Tahu Haarta Bersujud! Mantap kan? Alhamdulillah, berkatb sholat tahajjud, kami berkali-kali dipertemukan dengan peristiwa ‘tahu-tahu’ dan ‘tiba-tiba’ itu.

Sekarang coba sebutkan apa saja hajad Anda:
  •         Sembuh dari sakit keras.
  •         Keluar dari masalah.
  •         Melunasi utang
  •         Mengatasi kerugian
  •         Selamat dari musibah
  •         Mendapatkan jodoh
  •         Mendapatkan keturunan
  •         Diterima di kampus favorit
  •         Diterima diperusahaan favorit
  •         Meningkatkan karier
  •         Mengembangkan usaha
  •         Meningkatkan omzet
  •         Mendapatkan pemodal
  •         Mendapatkan mitra
  •         Memenangkan kejuaraan
  •         Berankat ketanah suci
  •         Berlibur ke luar negeri
  •         Keliling indoesia
  •         Punya mobil
  •         Punya rumah

          Lantas, mengapa hajaditu tidak Anda wujudkan dengan sholat Tahajjud?

Dampak lainya, dengan sholat tahajjud, Dia juga akan ‘memberatkan’ ucapan Anda. Anda bicara sedikit saja, orang sudah mendengarkan Anda. Tentu, ini sangat menguntungkan apabila anda adalah seorang pemimpin, pengusaha, penjual, pengajar, negosiator, orang tua, dan seumpamanya. Dengan dampak sekian banyak dan sekian besar, boleh dibilang merutinkan sholat tahajjud dapat mningkatkan produktivitas, baik bagi pribadi maupun bagi perusahaan, right?

Teman saya, seorang petinggi di perusahaan nasional bercerita, “Dulu ketika masalah datang, sayapun sholat tahajdud. Kemudian masalah itu hilang. Ketika masalah datang lagi, sayapun sholat tahajjud lagi. Terus, masalah itu hilang lagi. Akhirnya saya balik. Saya soholat tahajjud terus. Eh, masalah itu tidak berani datang. Alhamdulillah, sampai sekarang hampir-hampir tidak ada masalah yang berarti.

Seorang gururupernah wanti-wanti kepada kami, “Ingin Allah berdialog dengan engkau? Maka bacalah Al-Quran. Ingin engkau berdialog dengan Allah? Maka dirikanlah sholat.” Salah satunya sholat tahajjud (Bukankah Nabi itu tidurnya awal bangunya juga awal? Bukankah Nabi menandaskan bahwa tidur di pagi hari mewariskan kemiskinan? Bukankah Nabi menegaskan agar bergegas di pagi hari untuk mengejar karunia-Nya?) Di bab berikutnya akan dipaparkan dan dijabarkan manfaat-manfaat tersembunyinya dari sholat tahajju.

Kerja Sekian Hari, Dibayar Besar-Besaran.

Katakanlah si bos properti tidak kembalimemanggil Anda-sebagai kontraktor. Untuk yang satu ini rada berbeda. Dia meminta Anda untuk mengunjungi vilanya, yang memerlukan perjalanan berjam-jam. Bukan Cuma itu. Dia juga meminta anda tinggal di vilanya dan menegerkan sesuatu selama berhari-hari. Yang, sangat menghabiskan waktu anda.

Lagi-lag dapt dipastikan, setelah itu si bos akan ‘mengganti’ waktu Anda dengan sejumlah uang. Dapat dipastikan pula, kali ini uangnya betul-betul besar-besaran. Bagian sebuah keberuntungan! Ini megingat besarnya waktu, twnaga, dan uang yang telah Anda korbankan. Lha, sibos saja mengganti seperti itu, apalagi Allah?

Peumpamaan inilah yang kami maksud dengan umrah. Perjalanan kesana berjam-jam. Tinggal disana berhari-hari. Dipesankan oleh Nabi, “Sesungguhnya, pahala (ganjaran) engkau sesuai dengan kadar kepayahan dan nafkah engkau.” Karena begitu besar waktu, tenaga, dan uang yang telah Anda korbankan, maka Allah pun mengganti bahkan melipatgandakan itusemua untuk Anda. Yakinlah!

Kurang yakin? Yah, lihat saja orang-orang di sekitar Anda. Rata-rata mereka yang pulang berumah itu membaik rezeki dan nasibnya. Tidak begitu-begitu saja. Pengalaman kami pribadi, sepulang berumrah untuk kedua kalinya, begitu tiga hari tiba di tanah air, rezeki silih-berganti tiada henti masuk ke rekening kami, setiap harinya selam tiga bulan berturut-turut! Subhanallah! Setelah itu, kami pun dikaruniai anak! Subhanallah!


Pilih Mana Mana, Otak Kanan atau Otak Kiri?


Kita lanjutkan. Bagi orang kiri, tentulah seluruh penjabaran dan pemaparan di atas sulit untuk dicerna. Orang kiri yang realistis menganggap sholat dhuha itu mengurangi waktu produktif, sholat tahajjud itu mengurangi waktu istirahat, sedekah itu mengurangi rezeki, dan umrah itu menghabiskan rezeki. Kesimpulanya menurut orang kiri, “ini tidak masuk akal!” padahal? Akhlaqnya yang belum masuk!

Orang Kiri
Orang Kanan
Lebih banyak meminta daripada bersyukur.
Lebih banyak bersyukur daripada meminta.
Meminta diulu, kalau terkabul, baru bersyukur.
Bersyukur dulu, baru meminta. Terkabul atau tidak tetap bersyukur.
Keadaan sulit dulu, baru tawakal baru ikhlas.
Keadaan sulita atau tiadak, tetap tawakal tetap iklas.
Mengeluh ketika keadaan sulit. Sakit, rugi atau ditipu.
Tetap tersenyuma walapun keadaan sulit, sakit, rugi, atau ditipu.
Mapan dulubaru menikah, baru berbakti kepada kedua orang tua.
Mapan atau tidak, tetap menikah, tetap berbakti kepada kedua orang tua.
Kaya dulu, baru bersedekah, baru berumrah.
Kaya atau tidak tetap bersedekah, tetap berusaha untuk berumrah.
Kaya dengan berhemat dan menabung.
Kaya dengan bersedekah dan berdagang
Ikhlas dulu, baru bersedekah, baru berkurban .
Ikhlas atau tidak, tetap bersedekah, tetap berqurban.
Merasa ‘dipanggil’ dulu, baru ketanah suci.
Memantaskan diri agar ‘dipanggil’ ke Tanah Suci.
Merasa berdosa dulu, baruistigfar, baru sholat taubat.
Senantiasa istighfar dan sholat taubat.
Selesai sholat dulu, baru berdzikir.
Senantiasa dzikir, tidak harus selesai sholat .
Punya waktu luang dulu, baru sholat dhuha, baru sholat tahajjud.
Punya waktu atau tidak, tetap sholat dhuha, dan sholat tahajjud.
Mencari-cari alasanya untuk tidak dan menunda sedekah.
Tidak suka banyak alasan dan actionoriented  dalam bersedekah.
Andai bersedekah sekalipun, fokus pada kepentingan dirinya sendiri .
Dalam bersedekah fokus pada kepentingan orang lain.
Andai bersedekah sekalipun, sesudah itu akan kepikiran.
Dalam bersedekah, sebelum dan sesudahnya tidak pernah kepikiran.

Sebaliknya, orang kanan yang imajinaf malah menganggap sholat dhuha itu malah melapangkan waktu, sholat tahajjud itu memelihara kesehatan, sedekah itu menambah rezeki, dan umrah itu mencurahkan rezeki. Bagaikan sebuah keberuntungan! Hm, kira-kira Anda termasuk yang mana?
Masih menurut orang kiri, cukup dulu barumenikah. Menurut orang kanan, menikah dulu, lalu tercukupkan. Bukankah Allah yang menjanjikan bahwa menikah itu mengkayakan (QS 24:32)? Sekali lagi, kira-kira Anda termasuk yang mana?


Tiga Komoditas Termahal 

Sebagi penutup sejenak mari kita bandingkan ibadah Nabi dengan ibadah kita. Mungkin berbeda ‘sedikit’ saja Nggak percaya? Lihatlah.
Nabi itu sedikit-sedikit beribadah. Kita sedikit ibadahnya.
Bersedekah. Sedekahnya
Sholat sunnah. Kita sedikit sholay sunahnya
Nabi sedikit tidurnya. Kita sedikit-sedikit tidur.
Nabi sedikit makanya. Kita sedikit-sedikit makan.
Nah, mudah-mudahan kita bisa mengejar ‘peredaan yang sedikit’ itu.
Sekarang, pastilah Anda maklum apa yang dimaksud dengan tiga komoditas termahal itu. Yah, apa lagi kalau bukan uang, , dan kesehatan. Seseorang belum layak menyangdang predikat kaya, kalau hanya menikmati salah satunya. Mesti menikmati ketiga-tiganya bisa ‘dibeli’ dengan Koin Keberuntungan, sekurangnya tiga amalan, yakni sedekah, sholat dhuha, dan sholat tahajjud.
Print Friendly and PDF

0 comments:

Posting Komentar

 

Popular Posts