KOIN KEBERUNTUNGAN & KOMODITAS TERMAHAL
Pilih
Mana Kepastian Atau Ketidakpastian
Siang
itu, untuk kesekian kalinya saya berada di Lombok, pulau terindah dinusantara.
Setelah mengunjungi Masjid Bayan yang berusia hampir 500tahu, saya menyempatkan
diri untuk mengunjungi air terjun pertama dan air terjun kedua dikaki Gunung
Rinjani, salah satu gunung tertinggi di nusantara. Cukup
melelahkan memang. Karena harus jalan kaki hampir 5 km pergi-pulang menembus
hutan namun itu sangatlah layak mengingat betapa mengagumkan kedua air terjun
tersebut.
Berbicara
Resiko Dan Rrezeki Tahukah Anda
Kata
riski (resiko) itu berasal dari kata rizki (rezeki). Ini bermaksud, semakin,
beresiko, ya semaki berberezeki. Kalau tidak ada resiko ya tidak ada rizekinya.
Pekerja seorang office boy, mohon maaf, adakah resikonya? Ada tapi
kecil. Begitu juga rezekinya. Kecil. Pekerja seorang general manager,
adakah resikonya? Ada, dan besar. Begitu pula rezekinya. Besar. Pekerjaan
seorang business owner, adakah resikonya? Ada, dan sangat besar. Begitu
pula rezekinya. Sangat besar. Omong-omong, Anda kenal orang yang namanya Rizki?
Nah, tolong anda ingatkan dia, karena hidupnya penuh resiko! Hehehe!
Mudah-mudahan juga peuh rezeki.
Lebih
lanjut, sebenarnya resiko adalah soal ketidakpastian. Dan ketidakpastian itu
sendiri adalah rahmat. Kok bisa? Karena sesuatu itu tidak pasti –apakah itu
rezeki, jodoh, dan maut, maka manusia akan optimal iktiar dan ibadahnya. Bayangkan, rezekia anda Anda sudah ketahuan. Sudah pasti
jumlahnya. Apakah Anda masih mau berusaha? Apakah Anda masih mau sholat dhuha? Bayangkan, jodoh anda sudah ketahuan. Sudah pasti
orangnya. Apakah anda masih mau berusaha? Apakah Anda masih mau sholat Hajad? Bayangkan, maut anda sudah ketahuan. Sudah pasti
tanggalnya. Apakah Anda masih mau berobat? Apakah anda masih mau sholat tahjud. Nah, makanya, ketidakpastian itu adalah rahmat. Dengan
begitu, Anda pun optimal berikhtiar dan beribadah. Right ?
Contoh
kecil saja. Ketika Anda naik pesawat dan cuaca baik-baik saja, biasanya Anda
akan tidur-tiduran, baca-baca, atau ngobro-ngobrol. Tapi, begitu cuaca memburuk
dan semuanya berguncang, maka Anda komat-kamit membaca do’a, dzikir, dan
sholawat. Bahkan orang atheis pun ikut-ikutan berdo’a. Demikianlah,
ketidakpastian adalah rahmat, yang membuat anda optimal ikhtiar dan ibadahnya.
Celakanya,
apa yang terjadi malah sebaliknya. Orang kikir malah menyukai kepastian. Ini
akan aneh. Tidak cocok dengan cara kerja rezeki. Hanya orang kananlah-yang
jumlahnya hanya sekian persen-terbiasa dengan ketidakpastian. Cocok dengan cara
kerja rezeki. Pas dan pantas jika rezeki lebih berpihak pada orang lain.
Tahukah
Anda, rezeki yang tidak disangka-sangka (tidak pasti), itlah rezeki otak kanan.
Tahukah Anda, rezeki yang sudah disangka-sangka (pasti) , itulah otak kiri.
Walhasil, kanan itu identik dengan kaya. Kiri itu identik dengan Kere. Hehehe!
(untuk lebih memahami otak kanan, cobalah kitap 13 Wasiat Terlarang: Dahsyat
Dengan Otak Kanan!)
Suatu
hari, seorang Amerika bernama aron bertemu dengan penduduka setempat bernama
Dewa. Mereka pun ngobrol-ngobrol
Aron,
“Gaji saya $20.000 sebulan.”
Dewa,
“Kalau saya, cuman Rp 2 jta sebulan.”
Aron,
“Cuman segitu? Terus, gimana Anda ngaturnya?”
Dewa,
“ Anda sendiri, gimana?”
Aron,
“Ya mudah saja. Gaji $20.000. Maka $10.000 untuk keperluan sehari-hari. $2.500
untuk tabungan. $2.500 untuk asuransi.”
Dwea,
“Lah yang $5.000, ke mana?”
Aron,
“Ah, itu urusan saya. Siapapun tidak boleh tahu. Hm, Anda sendiri, gimana?”
Dewa,
“Ya, mudah saja. Gaji 2 juta. Maka Rp 1juta untuk keperluan sehari-hari. Rp 500
ribu untuk rokok.”
Aron,
“ Lah, yang Rp 500 ribu, dari mana
Dewa,
“Ah, itu urusan saya. Siapapun tidak boleh
tahu.”
Hehehe!
Mungkin Anda menganggap Dewa itu ngawur dan nglantur. Namun,
tidak sedikit orang Indonesia yang menyikapi rezekinya seperti itu. Bukan satu
bulan dan dua bulan, tapi setiap bulannya!
Pilih
Mana, Ikhtiar atau Ibadah
Selama
ini ikhtiar dan ibadah sering diletakkan secara terpisah. Seolah-olah
berlawanan. Padahal sesungguhnya tidak begitu. Justru ikhtiar dan ibadah adalah
dua sisi yang melapisi koin Keberuntungan. Karena didalam ikhtian terdapat
ibadah. Demikian pula sebaliknya, didialam ibadah juga terdapat ikhtiar. Dengan
begitu dapatlah disimpulkan bahwa ikhtiar itu adalah ibadah dan ibadah itu
adalah ikhtiar.
Anda
kurang paham? Misalnya begini. Anda bekerja dari pagi sampai sore. Bahkan
sampai lembur. Jelas ikhtiar. Namun, apakah itu juga ibadah? Ya iya, asalkan
Anda meniatkan dan memakani kerja untuk
·
Menafkahi keluarga
·
Membahagiakan orang tua
·
Memberi manfaat kepada sesama
·
Menjalankan peran kholifah
·
Dan seumpamanya
Misal
yag lain, Anda belajar. Nah, itu ikhtiar, itu juga ibadah ( karena Anda tengah
membaca tulisan ini, boleh dibilang Anda
belajar. Karena kami yang
menulis buku ini, boleh dibilang kami mengajar. Mana yang lebih mulia,
yang belajar ata mengajar? Wlaupun kedua-duanya mulia, namun belajar itu lebih
mulia. Jadi, detik ini, di hadapan Allah, Anda lebih mulia dari pada kami.
Bukankah belajar belajar itu diwajibkan, sementara mengajar cuman dianjurkan?
Kebetulan belajar dan mengajar menjadi suatu biasa dalam Pelangi Ikhtiar.
Ketika
Anda memiliki suatu impia, lazimnya Anda akan memohon dan berdo’a kepada-Nya.
Lantas Anda pun ‘membeli’ impian Anda dengan amal-amal kebaikan. Seumpamanya,
sedekah, sholat dhuha dan sholat tahjjud. Pertanyaanya, apakah sedekah, sholat
dhuha dan sholat tahjjud itu ibadah? Jelas, itu ibadah . Namun aapakah itu juga
ikhtiar? Ya iya, itu ikhtiar. Tepatnya, ikhtiar dalam menjemput impian dan dan
ikhtiar dalam mendekatkan diri kepad-Nya. Right?
Dua
sisi Koin Keberuntungan ini- ikhtiar dan ibadah- seandainya keduanya berputar
sempurna, maka dalam sehari semalam Anda akan melakukan ikhtiar selama 24 jam
jam ibadah juga selama 24 jam. Mantap kan? Nah, katakanlah keduanya mau
dipisahkan satu sama lain, maka rumus dan kaitanya dengan impian adalah sebagai
berikut:
Rumpus
Impian
I1 +
i2 + i3 + i4 + i5 = i6
Impian
+ Ikhtiar + ibadah + Iman + Ikhlas + Ijabah
Sehubungan
dengan ibadah, teman kami pena bergurau, “Kita sering salah kaprah. Mengapa,
kalau hitam keningnya, pastilah banyak ibadahnya. Lha, kalau cuman begitu,
orang-orang Afrika yang paling banyak ibadahnya. Soalnya, mereka bukan Cuma
hitam keningnya, tapi juga hitam seluruh badanya!” Hehe he!
Kerja
Sekian Menit, Langsung Dibayar!
“Kami
sudah tahu kekuatan ibadah seperti sedekah, sholat dhuha, dan sholat tahajud.
Katanya sih bisa memudahkan rezeki, melapangkan waktu, dan memeliahara
kesehatan. Tapi dimana logikanya?” Sebagian dari pembaca mungkin ada yang nyeletuk
begitu. Jangan-jangan Anda juga.
Baiklah, kami jelaskan. Sal sedekah telah dbahas pada bab yang lain. Sementara
soal sholat dhuha dan sholat tahajjud akan dibahas pad bab ini.
Katakanla,
Anda seorang kontraktor. Sekali waktu, seorang bos propertis memanggil anda.
Terus, sibos meminta Anda mengerjakan sesuatu, dari pukul 8 sampai pukul 11
pagi. Yah, lumayan menghabiskan waktu produktif Anda. Dapat dipastikan, setela
itu sibosakan mengganti waktu produktif Anda dengan sejumlah uang. Lah, si bos
saja begitu, apa lagi Allah?
Perumpamaan
inilah yang kami maksud dengan sholat dhuha. Ketika Anda melakuka sholat dhuha
selama sekian menit, berarti Anda telah ‘mengabiskan’ sebagian waktu produktif
anda untuk-Nya. Maka, dapat dipastikan Dia akan mengganti watu produktif Anda.
Yang namanya ganti dari-nya, tentulah tidak tanggung-tanggung. Layaknya sebuh
keberuntungan!
Inilah
janji Allah “Wahai anak Adam, Rukuklah karena Aku diawal siang sholat dhuha,
niscaya Aku akan mencukupi engkau disiang hari”. Bukankah dhuha adalah waktu? Bukankah
waktu adalah uang? Jadilah sholat dhuha it sholat rezeki, dan doa setelah
shalat dhuha juga doa rezeki. Yang mana rezeki dari langit dan bumi dihimpun,
didekatkan, dan disucikan ke hadapan Anda, melalui keagungan, kekuatan, dan
pemeliharaan Allah.
Tambahan
lagi, saat Anda menyedekahkan uang Anda, maka Allah akan memudahkan uang Anda
semudah-mudahnya. Khusus sholat Dhuha, karena Anda telah menyedekahkan waktu
produktif Anda, maka Allah akan melapangkan waktu produktif Anda selapang-lapangnya. Itu artinya,
merutinkan sholat dhuha dapat meningkatkan prduktivitas, baik bagi pribadi
maupun bagi perusahaan. Bisa meningkat 2 sampai 3 kali lipat. Oleh karenanya,
saran kami, sesibuk apaun tetaplah sholat dhuha.
Justru
dengan begitu, Anda tidak akan terlalu sibuk jadinya. Waktu Anda akan cuku.
Urusan Anda akan beres. Dan anda tidak perlu pontang panting. Yakinlah!
Alhamdulillah, berkat sholat dhuha saya pribadi dikaruniai waktu untuk tidur
siang setiap harinya, berseminar setiap minggunya, dan pergi ke luar negeri
selang beberapa bulan. Tidak lupa pula, saya memiliki waktu untuk belajar
beribadah setiap harinya.
Bahkan
setelah guru-guru di TK Khalifah Batam merutinkan sholat dhuha, dalam hitungan
bulan, TK Khalifah berkembang menjadi belasan cabang, tersebar diberbagai kota!
Lebih dari itu, setelah saya pribadi meningkatkan sholat dhuha dari 2 rokaat ke
6 rokaat, hanya dengan 3 bulan saya dikaruniai rezeki terbesar seumur hidup
saya! Adapun rumusnya sebagai berikut
Rumus
Duit (6D)
D1 +
D2 + D3 + D4 = D5 + D6
Dagang
+ Doa + Dhuha + Derma = Duit + Dahsyat
Demi
mengais-ngais uang, sebagian dari kita rela pontang-pantingbekerja dari pukul 8
pagi sampai 5 sore setiap harinya. Keringatpun sapai diperas-peras. Tulang pun
sapai dibanting-banting. Pulang kerumah dengan muka keruh, kerut, dan kusut.
Yah, tidak salah. Itu kan bagian dari ikhtiar. Cuma apa nggak capek
kerja pntang-panting begitu saban hari?
Nah,
sekarang kamu tantang Anda. Maukah Anda melakukan sesuatu selama beberapa
menit, namun sesuatu itu dapat menghemat watu Anda seharian? Mestinya kepalanya
mengangguk kuat-kuat. Ketahuilah, sesuatu itu adalah sholat dhuha itu sebagai
‘kerja’ layaknya Anda mengetik, meneghitung, melakukan pembukaan, mengikuti
rapat, dan lain-lain.
Maka,
lakukan ‘kerja’ yang satu ini selama beberapa menit. Percayalah ‘kerja’ ini
dapat menghemat waktu Anda seharian. Bukan Cuma itu. Terlebih-lebih lagi,
‘kerja’ ini juga dapat memudahkan urusan Anda, memudahkan rezeki Anda, dan
memelihara kesehatan Anda. Dengan kata lain, merutinkan sholat dhuha dapat
meningkatkan produktifitas, baik bagi pribadi maupun bagi perusahaan. Ini bukan
janji dari kami. Tapiini adalah janji dari-Nya.
Kerja
Sekian Menit, Dibayar Lebih Besar!
Katakanlah,
si bos properti tadi kami memanggil Anda- sebagai kontraktor. Kali ini sedikit berbeda dia meminta Anda mengerjakan sesuatu,
dari pukul 3 sampai pukul 4 pagi. Katanya, betul-betul urgent dan sama sekali tidak bisa ditunda. Yah, ini
lumayan menghabiskan waktu istirahat Anda. Sekali lagi dapat dipastikan,
setelah itu sibos akan mengganti waktu istirahat Anda dengan sejumlah uang.
Bahkan kali ini uangnya jauh lebih besar. Layaknya sebuah keberuntugan! Kok
bisa? Karena ini hitunganya lembur, malah lebih lembur, la sibos saja mengganti
seperti itu, apalagi Allah?
Perumpamaan
inilah yang kami maksud dengan sholat tahajjud konon:
·
Inilah sholat yang diulunya pernah diwajibkan.
·
Inilah sholat yang paling utama, setelah shola wajib.
·
Inilah sholat yang paling sering disebutkan dalam kitab
suci.
Kami
percaya, begitu Anda merutinkan sholat itu 40 hari saja Anda akan menikmati
lagsung jamuan indah dari-Nya. Yakinlah! Mungkin itu berupa mudahnya rezeki,
mudahnya urusan, lapangnya waktu, terpeliharanya kesehatan, dan lain
sebagainya. Yah, sesuai namanya, menurut kami Tahajjud itu Tahu-Tahu Hajad
Terwujud! Bahkan, Tahu-Tahu Haarta Bersujud! Mantap kan? Alhamdulillah, berkatb
sholat tahajjud, kami berkali-kali dipertemukan dengan peristiwa ‘tahu-tahu’
dan ‘tiba-tiba’ itu.
Sekarang
coba sebutkan apa saja hajad Anda:
- Sembuh dari sakit keras.
- Keluar dari masalah.
- Melunasi utang
- Mengatasi kerugian
- Selamat dari musibah
- Mendapatkan jodoh
- Mendapatkan keturunan
- Diterima di kampus favorit
- Diterima diperusahaan favorit
- Meningkatkan karier
- Mengembangkan usaha
- Meningkatkan omzet
- Mendapatkan pemodal
- Mendapatkan mitra
- Memenangkan kejuaraan
- Berankat ketanah suci
- Berlibur ke luar negeri
- Keliling indoesia
- Punya mobil
- Punya rumah
Lantas, mengapa hajaditu tidak Anda wujudkan dengan
sholat Tahajjud?
Dampak
lainya, dengan sholat tahajjud, Dia juga akan ‘memberatkan’ ucapan Anda. Anda
bicara sedikit saja, orang sudah mendengarkan Anda. Tentu, ini sangat
menguntungkan apabila anda adalah seorang pemimpin, pengusaha, penjual,
pengajar, negosiator, orang tua, dan seumpamanya. Dengan dampak sekian banyak
dan sekian besar, boleh dibilang merutinkan sholat tahajjud dapat mningkatkan
produktivitas, baik bagi pribadi maupun bagi perusahaan, right?
Teman
saya, seorang petinggi di perusahaan nasional bercerita, “Dulu ketika masalah
datang, sayapun sholat tahajdud. Kemudian masalah itu hilang. Ketika masalah
datang lagi, sayapun sholat tahajjud lagi. Terus, masalah itu hilang lagi.
Akhirnya saya balik. Saya soholat tahajjud terus. Eh, masalah itu tidak berani
datang. Alhamdulillah, sampai sekarang hampir-hampir tidak ada masalah yang
berarti.
Seorang
gururupernah wanti-wanti kepada kami, “Ingin Allah berdialog dengan engkau?
Maka bacalah Al-Quran. Ingin engkau berdialog dengan Allah? Maka dirikanlah
sholat.” Salah satunya sholat tahajjud (Bukankah Nabi itu tidurnya awal
bangunya juga awal? Bukankah Nabi menandaskan bahwa tidur di pagi hari
mewariskan kemiskinan? Bukankah Nabi menegaskan agar bergegas di pagi hari
untuk mengejar karunia-Nya?) Di bab berikutnya akan dipaparkan dan dijabarkan
manfaat-manfaat tersembunyinya dari sholat tahajju.
Kerja Sekian Hari, Dibayar Besar-Besaran.
Katakanlah
si bos properti tidak kembalimemanggil Anda-sebagai kontraktor. Untuk yang satu
ini rada berbeda. Dia meminta Anda untuk mengunjungi vilanya, yang memerlukan
perjalanan berjam-jam. Bukan Cuma itu. Dia juga meminta anda tinggal di vilanya
dan menegerkan sesuatu selama berhari-hari. Yang, sangat menghabiskan waktu
anda.
Lagi-lag
dapt dipastikan, setelah itu si bos akan ‘mengganti’ waktu Anda dengan sejumlah
uang. Dapat dipastikan pula, kali ini uangnya betul-betul besar-besaran. Bagian
sebuah keberuntungan! Ini megingat besarnya waktu, twnaga, dan uang yang telah
Anda korbankan. Lha, sibos saja mengganti seperti itu, apalagi Allah?
Peumpamaan
inilah yang kami maksud dengan umrah. Perjalanan kesana berjam-jam. Tinggal
disana berhari-hari. Dipesankan oleh Nabi, “Sesungguhnya, pahala (ganjaran)
engkau sesuai dengan kadar kepayahan dan nafkah engkau.” Karena begitu besar
waktu, tenaga, dan uang yang telah Anda korbankan, maka Allah pun mengganti
bahkan melipatgandakan itusemua untuk Anda. Yakinlah!
Kurang
yakin? Yah, lihat saja orang-orang di sekitar Anda. Rata-rata mereka yang
pulang berumah itu membaik rezeki dan nasibnya. Tidak begitu-begitu saja.
Pengalaman kami pribadi, sepulang berumrah untuk kedua kalinya, begitu tiga
hari tiba di tanah air, rezeki silih-berganti tiada henti masuk ke rekening
kami, setiap harinya selam tiga bulan berturut-turut! Subhanallah! Setelah itu,
kami pun dikaruniai anak! Subhanallah!
Pilih
Mana Mana, Otak Kanan atau Otak Kiri?
Kita
lanjutkan. Bagi orang kiri, tentulah seluruh penjabaran dan pemaparan di atas
sulit untuk dicerna. Orang kiri yang realistis menganggap sholat dhuha itu
mengurangi waktu produktif, sholat tahajjud itu mengurangi waktu istirahat,
sedekah itu mengurangi rezeki, dan umrah itu menghabiskan rezeki. Kesimpulanya
menurut orang kiri, “ini tidak masuk akal!” padahal? Akhlaqnya yang belum
masuk!
Orang
Kiri
|
Orang
Kanan
|
Lebih
banyak meminta daripada bersyukur.
|
Lebih
banyak bersyukur daripada meminta.
|
Meminta
diulu, kalau terkabul, baru bersyukur.
|
Bersyukur
dulu, baru meminta. Terkabul atau tidak tetap bersyukur.
|
Keadaan
sulit dulu, baru tawakal baru ikhlas.
|
Keadaan
sulita atau tiadak, tetap tawakal tetap iklas.
|
Mengeluh
ketika keadaan sulit. Sakit, rugi atau ditipu.
|
Tetap
tersenyuma walapun keadaan sulit, sakit, rugi, atau ditipu.
|
Mapan
dulubaru menikah, baru berbakti kepada kedua orang tua.
|
Mapan
atau tidak, tetap menikah, tetap berbakti kepada kedua orang tua.
|
Kaya
dulu, baru bersedekah, baru berumrah.
|
Kaya
atau tidak tetap bersedekah, tetap berusaha untuk berumrah.
|
Kaya
dengan berhemat dan menabung.
|
Kaya
dengan bersedekah dan berdagang
|
Ikhlas
dulu, baru bersedekah, baru berkurban .
|
Ikhlas
atau tidak, tetap bersedekah, tetap berqurban.
|
Merasa
‘dipanggil’ dulu, baru ketanah suci.
|
Memantaskan
diri agar ‘dipanggil’ ke Tanah Suci.
|
Merasa
berdosa dulu, baruistigfar, baru sholat taubat.
|
Senantiasa
istighfar dan sholat taubat.
|
Selesai
sholat dulu, baru berdzikir.
|
Senantiasa
dzikir, tidak harus selesai sholat .
|
Punya
waktu luang dulu, baru sholat dhuha, baru sholat tahajjud.
|
Punya
waktu atau tidak, tetap sholat dhuha, dan sholat tahajjud.
|
Mencari-cari
alasanya untuk tidak dan menunda sedekah.
|
Tidak
suka banyak alasan dan actionoriented
dalam bersedekah.
|
Andai
bersedekah sekalipun, fokus pada kepentingan dirinya sendiri .
|
Dalam
bersedekah fokus pada kepentingan orang lain.
|
Andai
bersedekah sekalipun, sesudah itu akan kepikiran.
|
Dalam
bersedekah, sebelum dan sesudahnya tidak pernah kepikiran.
|
Sebaliknya,
orang kanan yang imajinaf malah menganggap sholat dhuha itu malah melapangkan
waktu, sholat tahajjud itu memelihara kesehatan, sedekah itu menambah rezeki,
dan umrah itu mencurahkan rezeki. Bagaikan sebuah keberuntungan! Hm, kira-kira
Anda termasuk yang mana?
Masih
menurut orang kiri, cukup dulu barumenikah. Menurut orang kanan, menikah dulu,
lalu tercukupkan. Bukankah Allah yang menjanjikan bahwa menikah itu mengkayakan
(QS 24:32)? Sekali lagi, kira-kira Anda termasuk yang mana?
Tiga
Komoditas Termahal
Sebagi
penutup sejenak mari kita bandingkan ibadah Nabi dengan ibadah kita. Mungkin
berbeda ‘sedikit’ saja Nggak percaya? Lihatlah.
Nabi
itu sedikit-sedikit beribadah. Kita sedikit ibadahnya.
Bersedekah.
Sedekahnya
Sholat
sunnah. Kita sedikit sholay sunahnya
Nabi
sedikit tidurnya. Kita sedikit-sedikit tidur.
Nabi
sedikit makanya. Kita sedikit-sedikit makan.
Nah,
mudah-mudahan kita bisa mengejar ‘peredaan yang sedikit’ itu.
Sekarang,
pastilah Anda maklum apa yang dimaksud dengan tiga komoditas termahal itu. Yah,
apa lagi kalau bukan uang, , dan kesehatan. Seseorang belum layak menyangdang
predikat kaya, kalau hanya menikmati salah satunya. Mesti menikmati
ketiga-tiganya bisa ‘dibeli’ dengan Koin Keberuntungan, sekurangnya tiga
amalan, yakni sedekah, sholat dhuha, dan sholat tahajjud.
0 comments:
Posting Komentar